1. Pantai Lhoknga
Pantai
Lhoknga yang berada di Tanah Aceh, jaraknya hanya 20 km dari Kota Banda
Aceh tepatnya dikawasan PT. Semen Andalas Indonesia. Sebelum stunami
menghantam Aceh taon 2004 lalu, kawasan pantai ini cukup memberikan
nuansa wisata pantai yang alami.
Banyak pohon-pohon rindang
terutama pohon kelapa yang tumbuh berjejer dan rimbun memberikan
kesejukan, juga pohon cemara atau aron.
Pantai pasir putih dengan sedikit
bebatuan yang memantulkan warna biru laut seolah-olah sebuah aquarium
karena menampakkan ikan-ikan yang berwarna-warni. Deretan penjaja
makanan dan minuman dibawah pohon serta gunung yang hijau bersebelahan
dengan laut, cukup melengkapi sebagi obyek wisata pantai yang alami.
Banyak wisatawan baik lokal maupun manca negara setiap harinya
mengunjungi atau sebagian orang singgah untuk istirahat sebentar untuk
melanjutkan perjalanan ke pantai barat-selatan.
2. Pantai Lampu’uk
Pantai
Lampu`uk mempunyai pantai dengan pasir putih yang sangat indah,
sehingga tempat ini sangat cocok sebagai area rekreasi baik untuk
berenang, berjemur, memancing, berselancar atau pun sekedar menikmati
suasana pantai yang indah.
Sebelum terjadi tsunami, daerah
ini merupakan perkampungan tradisional bagi masyarakat Aceh Besar dengan
penduduknya yang bekerja sebagai nelayan, petani cegkeh, pegawai pabrik
Semen PT SAI dan lain-lain. Di kawasan ini juga terdapat Padang Golf
Seulawah dengan latar belakang panorama laut. Di sore hari pantai ini
terasa lebih indah dan penuh pesona.
Pengunjung dapat menyaksikan
indahnya matahari terbenam, sehingga memberikan suatu kenikmatan tidak
terlupakan. Disekitar pantai juga banyak tempat makan dengan penjaja
ikan yang siap dipanggang dan bisa langsung dinikmati pengunjung.Saat
tsunami melanda Aceh, kawasan ini termasuk kawasan yang sangat parah
kondisinya.
Karena daerah ini terletak di
bibir pantai dan di ujung pulau Sumatera, maka kerusakan akibat tsunami
sangat fatal. Cukup banyak penduduk di daerah ini menjadi korban. Namun
kini tempat ini telah dikelola kembali oleh pemerintah sehingga
pengunjung dapat kembali menikmati keindahan pantai ini walaupun di
pantai ini ada zona terlarang untuk berenang karena pusaran ombaknya
yang terlalu berbahaya. Kawasan ini juga telah ditetapkan oleh
pemerintah daerah sebagai monumen tragedi tsunami.
3. Pantai Ujong Batee
Pantai
Ujong Batee terletak di Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh Besar,
jaraknya menuju lokasi sekitar 17 ( tujuh belas ) kilometer dari kota
banda aceh menuju Pelabuhan Malahayati.
Dan di sebelah kanan dari posisi
pantai ujong batee hanya ada pulau weh di laut bebas persis di pintu
masuk Selat Malaka. Sementara sebelah kirinya Pulau Aceh di samudera
Hindia. Pantai ujong Batee rusak gara gara tsunami.
4. Pantai Lhok Me
Pantai
Lhok Me berada di Desa Lamreh, Dusun Lhok Mee, Jalan menuju Krueng
Raya, sekitar 30 Km dari Kota Banda Aceh. Untuk mencapai tempat ini bisa
menggunakan kendaraan roda dua ataupun roda empat.
Pantai Lhok Mee merupakan pantai
berpasir putih yg indah dan menjadi salah satu tempat rekreasi bagi
masyarakat lokal maupun wisatawan.
Disepanjang pinggir pantai
terdapat warung yg menjual makanan dan minuman bagi para pengunjung.
Tidak jauh dari kawasan pantai terdapat perumahan penduduk setempat.
5. Air Terjun Suhom
Air
terjun Suhom ini berada di tengah panorama alam yang indah dan alami.
Di sekitarnya terdapat banyak pohon durian, pada musim durian banyak
yang berjualan durian di sekitar air terjun. di sekitar air terjun juga
terdapat lokasi yang dapat digunakan untuk berkemah (camping).
Air
terjun yang deras ini menjadi sumber energi listrik bagi masyarakat di
sekitar Desa Kreung Kala. Sebuah pembangkit listrik tenaga mikrohidro
kini telah dibangun di dekat air terjun dan dioperasikan untuk mengaliri
listrik kepada penduduk Desa Kreung Kala.
Dari Banda Aceh menuju ke lokasi
air terjun, terhampar pemandangan pantai yang menakjubkan dengan
keindahan yang luar biasa, deburan ombak dan pasir putih terlihat dekat
di sepanjang jalan, dan tampak pula barisan pegunungan yang tinggi dan
indah. Lokasi wisata alam Air Terjun Suhom, ramai dikunjungi pada hari
libur , di tempat ini terdapat pemandu wisata yang berasal dari warga
lokal.
6. Waduk Keuliling
Waduk
Keuliling Aceh berada di Desa Lam Leuot Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh
Besar. Dari arah jalan raya Medan-Banda Aceh menuju ke waduk ini bisa
kita tempuh sejauh kurang lebih 7 ( tujuh ) kilometer. Waduk Keuliling
yang berada di antara bukit-bukit tersebut memberikan suasana
tersendiri, Waduk Keuliling yang merupakan wisata buatan dimanfaatkan
oleh warga setempat sebagai tempat melepaskan hobi bagi mereka yang suka
memancing.
7. Air Terjun Kuta Malaka
Air
Terjun Kuta Malaka adalah air terjun yang berada di Kuta Malaka,
Kecamatan Samahani, Kabupaten Aceh Besar, Nanggro Aceh Darussalam.
lebih kurang 600 m dpl, yang bertingkat-tingkat.
Konon
kata masyarakat setempat mencapai 8 tingkat dan ada yang mengatakan 20
tingkat.Untuk menuju ke lokasi kita harus menempuh perjalanan sejauh 30
km dari pusat kota Banda Aceh.
8. Air Terjun Peukan Biluy
Air
Terjun Peukan Biluy adalah Objek Wisata Air Terjun yang merupakan salah
satu obyek wisata alam yang ada di Kabupaten Aceh Besar tepatnya di
Desa Biluy, Kecamatan Darul Kamal, dan juga merupakan tempat rekreasi
bagi penduduk setempat.
Tempat wisata air terjun Pekan
Biluy ternyata masih meninggalkan sisa-sisa kejayaannya. Sebuah bekas
bangunan kafe kayu masih berdiri rongsokannya, juga ada 2 tempat duduk
beton memanjang disitu.
Untuk melihat langsung posisi air
terjun pengunjung harus menaiki anak tangga sebanyak 172 buah dengan
kemiringan rata-rata 45 derajat Pasca bencana tsunami 24 Desember 2004
silam,jalan menuju air terjun Peukan Biluy rusak parah bahkan perbukitan
tersebut banyak yang telah hilang namun sudah diperbaiki.
9. Wisata Taman Hutan
Objek
Wisata Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan mempunyai sejarah panjang
sebelum ditetapkan menjadi Tahura. Sejak tahun 1930 kawasan Seulawah
Agam telah ditetapkan menjadi kawasan hutan.
Pada tahun 1990 Pemda Daerah
Istimewa Aceh, melalui SK Gubernur Kepala D.I. Aceh No. 522.51/442/1990
tanggal 4 September 1990 membentuk Tim Taman Hutan Raya Seulawah. Luas
peruntukannya mencapai 25.000 hektar, dari luas tersebut akan dipilih
10.000 hektar yang dianggap layak dan dapat mewakili keanekaragaman
potensi flora, fauna maupun potensi fisik lainnya yang ada.
Ternyata dari luas yang
diperkirakan awal 10.000 ha, hanya 6.300 ha yang ditetapkan sebagai luas
areal Tahura, dan nama Tahura Seulawah kemudian ditetapkan menjadi
Tahura Pocut Meurah Intan. Tahura Meurah Intan terletak di gugusan
kawasan hutan Seulawah Agam, berjarak 70 kilometer dari Kota Banda Aceh,
di dominasi vegetasi hutan pegunungan dan Pinus Merkusi.
Secara administratif berada di
Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie, Propinsi Nanggroe Aceh
Darussalam. Keadaan topografi Tahura Pocut, umumnya berbukit-bukit.
Sebagian kecil adalah dataran dengan status sebagai hutan negara bebas
dengan ketinggian 0 sampai 40 meter di atas permukaan laut (DPL) dan
berada di kaki Gunung Seulawah Agam. Tahura Pocut menyimpan berbagai
jenis flora yang didominasi kayu Pinus (Pinus mercusii) dan Akasia
(Acasia auriculiformis) seluas 250 Ha, dan padang alang-alang yang
luasnya 5.000 hektar atau 20 persen yang diselingi hutan-hutan muda.
Penyebaran jenis-jenis flora ini
hampir merata di semua kawasan, mulai hutan pantai, hutan dataran rendah
hingga hutan dataran tinggi. Sedangkan jenis fauna antara lain Rusa
(Cervus unicolor), Babi (Sus Scrofa), Landak (Hystrik brachyura),
Kancil, Kera ekor panjang, Burung sri gunting, Burung sempala, Ayam
hutan, dan Lutung. Di samping itu dijumpai juga jenis mamalia besar di
antaranya Gajah (Elephas maximus).
Penyebaran jenis fauna hampir
merata di seluruh kawasan. Alamnya yang potensial sebagai tempat wisata
karena didapati sejumlah obyek alam menarik, seperti air terjun berair
panas, sumber air panas, kawah ie juk, kawah belerang, tempat mengasin
satwa, kubangan gajah, rumah, kolam, saluran pembagi air, bendungan tua
peninggalan Belanda, mata air, lembah Mon Jasa Ma, Makan Tgk. Lamcut,
Mesjid Tgk. Keumuruh, tebing batu bersusun, lintasan gajah, lantai
gunung berbatu, alur besar berbatu, gunung gajah, batu monyet, tempat
bermain
10. Pusat Latihan Gajah
Pusat
Latihan Gajah (PLG) Saree berada di lokasi Kabupaten Aceh Besar, Hewan
Gajah adalah satwa herbivora pemakan tumbuhan dan penyebar bibit dari
hasil kunyahan yang tertelan melalui prosesi memamah biak dan dari
kotorannya dapat membantu proses pembiakan biji secara natural, kotoran
tersebut membantu proses percepatan tumbuhnya biji (dormansi) menjadi
kecambah, juga kotorannya menghasilkan pupuk organik bagi hutan yang
menjadi daerah lintasannya.
Awalnya, gajah yang menghuni PLG Saree merupakan gajah-gajah liar, yang kemudian ditangkap.
Tetapi gajah-gajah ini ditangkapi
karena kebanyakan dari mereka pernah melakukan tindakan-tindakan
merusak seperti merusak kebun penduduk. Gelar khas untuk gajah di Aceh
adalah Teungku Rayeuk ini berarti penunjukan dan penamaan berdasarkan
ciri phisik gajah yang besar dan raya, gelar tersebut ditabalkan para
endatu Aceh pada zamannya, hingga kini sebutan itu juga masih lekat,
dimana para endatu dapat hidup berdampingan dengan satwa besar ini
bahkan dalam dinas peperangan kerajaan Aceh dimasa gemilang, dimana
gajah menjadi teman disaat menjadi pasukan dan berperan sebagai tuan dan
pengendara tapi cerita ini begitu sopan dan arif sehinga menjadi
legenda turun menurun.
Mengapa demikan, kenapa begitu
ramah dimasa endatu orang Aceh tersebut memperlakukan gajah sebagai
teman dan sahabat baik manusia dan menempatkan gajah sebagai Teungku
Rayeuk , di Aceh gelar Teungku berarti Orang Alim, kenapa gajah dianggap
alim dan bersahaja. Era tahun 70-an hingga 80-an ketika kita berangkat
menjelang malam hari dari banda Aceh menuju Pidie disebutkan Teungku
Rayeuk sering melintas jalan raya di sekitar Hutan pegunungan Seulawah
tanpa ada mengganggu manusia bahkan penumpang bis pun tak terusik. Ini
menandakan hubungan manusia dan satwa terjalin dengan baik..mungkin
kondisi hutan pada saat itu lumayan baik, pembukaan hutan terasa kecil
dan kondisi hutan masih dalam kondisi normal.
11. Gunung Seulawah
Gunung Seulawah Agam Kabupaten Aceh Besar. Seulawah Agam kaya akan berbagai Flora dan Fauna. Sebut saja Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatraensis), Kedih (Presbytis Thomasi), Burung Rangkong (Buceros Rhinocerous), dan Jamur (Fungi)
berbagai species serta satwa-satwa lainnya. Menurut kabar, nantinya
Seulawah Agam dan kembarannya Seulawah Inong akan dijadikan sebagai
kawasan konservasi. Itu penting, mungkin saja mengingat perambahan kayu
kian marak saja di sana.
12. Cagar Alam Jantho
Dari
Banda Aceh (Ibukota Propinsi NAD) berjarak sekitar 50 Km. Dari Kota
Jantho (Ibukota Kabupaten Aceh Besar) ke Kawasan Cagar Alam sekitar 9
km. kita dapat kesana Menggunakan kendaraan pribadi ataupun sarana
transportasi umum.
Kawasan
Cagar Alam Jantho menjadi kawasan lindung bagi pemerintah daerah
Nangroe Aceh Darussalam. Berbagai Flora dan Fauna hidup dalam cagar alam
ini. Waktu kunjungan terbaik pada bulan April s/d Agustus (Musim
Kemarau) untuk menikmati pemandangan/panorama yang indah. Jenis Flora
yang bisa didapati diantaranya hutan Pinus, Mampre, Jambu air, Gleum,
Bremen, Sampang, Ara, Damar, Medang, Kayu hitam, Beringin, Meranti,
Kandis, Rambutan hutan, Tampu, Ketapang, Medang ara, Lukup, Tampang,
Lawang, Semiran, Anang, Jenarai, Kerakau, Rengen, Merbau. Sementara
keanekaragaman fauna yang bisa dijumpai seperti siamang, Owa, Macan
dahan, Kucing Hutan, Rusa, Kijang, Kancil, Napu, Gajah, Kambing Hutan,
Beruang, Trenggiling, Kukang, Kuao.